Berita,
Kepiting Bone Kualitas Ekspor
Posted by Unknown
Published on Minggu, 16 Juni 2013
Pastinya belum banyak yang tahu bahwa di Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan ada sebuah perkampungan yang hampir seluruh masyarakatnya
merupakan peternak kepiting berkualitas ekspor. Selain melakukan
penangkaran, sebagian warga juga lebih memilih menangkap kepiting
langsung dari sungai.
Desa Pallime merupakan sebuah desa yang
terletak di Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone. Di desa inilah sumber
penangkaran utama kepiting bakau, umumnya petani melakukan penangkaran
di hamparan tambak yang luas, maklum Desa Pallime memang merupakan
kawasan pesisir utara Teluk Bone. Tanahnya yang lembab serta memiliki
muara Sungai Walannae cukup membuat kepiting bakau menjadikan kawasan
ini menjadi habitatnya.
Selain kualitasnya yang bagus, kepiting
bakau ini dikenal dengan kepiting "Cenrana" oleh warga setempat. Cenrana
sendiri merupakan nama kecamatan dimana habitat kepiting bakau ini
tumbuh. Setiap hari para warga disibukkan dengan menangkar kepiting,
sementara yang lainnya langsung menangkapnya di sungai dengan perangkap
tradisional yang disebut "rakkang" oleh warga setempat.
"Kalau
saya langsung saja tangkap di sungai pakai rakkang karena biar di sungai
banyak juga kepiting," ujar salah seorang warga Cenrana yang
tinggal di pinggiran Sungai Walannae.
Setiap hari, Kampung Cenrana
ramai dikunjungi oleh warga sekadar membeli langsung kepiting bakau
berkualitas tinggi, harganya pun cukup murah, yakni Rp 30.000 hingga Rp
50.000 per satu kilogram. "Iya saya sengaja datang kesini beli langsung
karena kalau sudah beli diluar sudah mahal," ujar , salah
seorang pembeli kepiting.
Meski demikian, warga setempat masih
kesulitan memasarkan kepiting secara nasional maupun internasional.
Umumnya kepiting bakau ini dibeli oleh pengusaha lokal dengan harga
murah dan selanjutnya diekspor keluar negeri dengan harga yang cukup
tinggi. "Iya memang kalau kita yang jual disini murah, tapi kalau sudah
diekspor sudah mahal, mau apa lagi kita terpaksa jual murah karena kita
tidak punya modal besar," ujar salah seorang penangkar kepiting.
0 komentar
Readers Comments